A. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah
tertutup sedemikian sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa
zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal,
pada awalnya belum diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi belum
dipahami (Teori Phlogiston). Baru sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya.
Adalah Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) yang percaya pentingnya pengamatan
kuantitatif, berhasil menjelaskan keterlibatan gas dalam reaksi kimia.
Antoine Lavoisier (1743-1794) |
Keterlibatan gas dalam reaksi kimia diawali dari keberhasilan Stephen Hales (1677-1761) merancang alat analisis ga secara kuantitatif. Joseph Black (1728-1799) menggunakan alat tersebut dalam eksperimen pembakaran batu kapur dan kayu kemudian mengamati pembakaran gas yang mirip dengan gas sylvestre (CO2).
Struktur 3D CO2
Selanjutnya seorang ilmuwan bernama Joseph Priestley (1733-1840) melakukan
eksperimen pemanasan calx merkuri (oksida merkuri). Ia memperoleh sejenis gas
dan menemukan bahwa materi dapat terbakar lebih hebat dalam gas tersebut. ia
menamakan gas tersebut udara tanpa phlogiston
(dephlogisticated air).
Di tahun 1774, Priestley bertemu Antonie Lavoisier (1743-1749). seorang pelopor yang percaya pentingnya membuat
pengamatan kuantitatif dalam eksperimen. Lavoisier kemudian mengulang
eksperimen Priestley. Ia memanaskan 530 gram logam merkuri dalam suatu wadah
yang terhubung dengan udara dalam silinder ukur yang tertutup. Di akhir
eksperimen, volume udara dalam silinder ternyata berkurang sebanyak 1/5 bagian.
Sedangkan logam merkuri telah berubah menjadi calx merkuri dengan massa 572,4
gram atau terjadi kenaikan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya kenaikan massa ini
ternyata sama dengan massa 1/5 bagian udara yang hilang. Ia menyadari bahwa 1/5
bagian udara tersebut adalah udara tanpa phlogiston yang bergabung dengan logam
merkuri membentuk calx merkuri. ia menamakan 1/5 bagian udara tersebut sabagai
oksigen.
Logam merkuri + Gas Oksigen → Calx Merkuri
(530gram) (42,4gram) (572,4gram)
Penemuan ini menjelaskan mengapa oksida logam yang terbentuk pada pembakaran
logam mempunyai massa yang lebih besar dibandingkan logam awal. Hal ini juga
membuktikan bahwa teori Phlogiston tidak terbukti kebenarannya.
Dari eksperimen ini dan banyak eksperimen lainnya, Lavoisier
menemukan bahwa di dalam suatu reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa
zat-zat. Berdasarkan hal ini ia merumuskan Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier) yang berbunyi:
"Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi sama".
Contoh soal Menerapkan Hukum Kekekalan massa
Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang(sulfur)
habis bereaksi membentuk senyawa tembaga sulfida. Menurut hukum Kekekalan
massa, berapa banyak tembaga sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut?
Jawab:
Reaksi : Tembaga + Belerang → Tembaga sulfida
254gram
128gram
Menurut
hukum kekekalan massa,
Massa
zat-zat sebelum reaksi =
Massa zat-zat sesudah reaksi
Massa tembaga
+ massa belerang = Massa Tembaga sulfida
254
gram + 128 gram = Massa Tembaga sulfida
Massa
Tembaga sulfida = 382 gram
Di akhir abad 18, Lavoisier dan para ilmuwan lainnya
mengamati bahwa zat tersusun dari dua atau lebih unsur yang berbeda jenis. Zat yang
kemudian dikenal sebagai ini memiliki unsur-unsur dengan perbandingan yang
tetap, terlepas darimana senyawa itu berasal, apakah dibuat atau terdapat di
alam.
Joseph L. Proust (1754-1826) |
Di tahun 1799, Joseph Louis Proust (1754-1826) berupaya membuktikan
keberlakuan fenomena ini secara umum. Salah satu eksperimen yang dilakukannya
adalah mereaksikan unsur hidrogen dan unsur oksigen. Proust menemukan bahwa
unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air dengan
perbandingan massa tetap, yakni 1:8.
Massa Hidrogen : Massa Oksigen = 1 : 8
Massa unsur Hidrogen
yang direaksikan
(gram)
|
Massa unsur Oksigen
yang direaksikan
(gram)
|
Massa senyawa air
yang terbentuk (gram)
|
Sisa unsur hidrogen
atau oksigen (gram)
|
1
|
8
|
9
|
0
|
2
|
8
|
9
|
1 g Hidrogen
|
1
|
9
|
9
|
1 g Oksigen
|
2
|
16
|
18
|
0
|
Proust menemukan bahwa senyawa selalu mengandung unsur-unsur
dengan perbandingan tetap dan tertentu. Ia merumuskan hukum yang dikenal sebagai
Hukum
Perbendingan Tetap (Hukum Proust) yang berbunyi:
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap”.
Contoh soal Menerapkan hukum
perbandingan tetap
Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam
magnesium oksida (MgO) adalah
3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10gram
magensium dengan 8 gram oksigen.
Tentukanlah:
- Massa magneisum oksida (MgO) yang terbentuk,
- Massa pereaksi yang bersisa.
Jawab:
Sesuai dengan Hukum Proust, massa magnesium : massa oksigen
membentuk magnesium oksida haruslah 3:2, tidak bergantung pada seberapa banyak
pereaksi yang dicampurkan.
Jika massa Mg : O yang dicampurkan = 3 : 2, maka massa MgO
sama dengan jumlah kedua pereaksi itu. Akan tetapi, jika massa Mg : O yang direaksikan tidak sama dengan 3 : 2,
maka salah satu pereaksi akan bersisa. Jadi, yang harus dilakukan adalah
memeriksa perbandingan massa magnesium dengan massa oksigen yang direaksikan
apakah sama perbandingannya dalam MgO, yaitu 3 : 2. Suatu Perbandingan tidak
berubah nilainya jika dikalikan dengan bilangan yang sama. Jika magnesium
dikalikan bilangan x, maka oksigen juga harus dikalikan dengan bilangan x. Jika
ternyata bilangan pengalinya tidak sama, maka yang digunakan adalah pengali
yang paling kecil.
- Mg + O → MgO
Perbandingan massa Mg : O : MgO = 3 : 2 : 5
Massa magnesium yang direaksikan = 10g,
berarti dikalikan 3,33 ( dari 10/3)
Massa oksigen yang direaksikan = 8g,
berarti dikalikan 4(dari 8/2)
Oleh karena dikalikan dengan bilangan yang
lebih besar maka oksigen akan bersisa.
Massa MgO yang terbentuk = 5 x 3,33 g =
16,67g
2. Massa Pereaksi yang bersisa (dalam hal ini
oksigen) = selisih massa pereaksi dengan massa produk = (10g + 8g) – 16,67g =
1,33g
untuk lebih lajut lagi, silahkan nonton video penjelasan berikut:
Contoh Soal Ujian Nasional Mengenai Hukum Lavoisier dan Proust
Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2013
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa Fe dengan O dalam senyawa tersebut adalah ....
Jawaban dan Pembahasan Contoh soal UAN klik disini
DAFTAR PUSTAKA
untuk lebih lajut lagi, silahkan nonton video penjelasan berikut:
Contoh Soal Ujian Nasional Mengenai Hukum Lavoisier dan Proust
Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2014
1. Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II) sulfida sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah ….
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 2 : 3
E. 3 : 2
No. Percobaan | Massa Tembaga (gram) | Massa Sulfur (gram) | Massa Tembaga (II) Sulfida (gram) |
1 2 3 4 | 18 28 8 8 | 2 3 4 5 | 6 9 12 1 |
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah ….
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 2 : 3
E. 3 : 2
Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2013
2. Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram oksigen dalam ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)
Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27, O = 16)
A. 3,6 gram
B. 10,8 gram
C. 13,0 gram
D. 20,4 gram
E. 102,0 gram
4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)
Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27, O = 16)
A. 3,6 gram
B. 10,8 gram
C. 13,0 gram
D. 20,4 gram
E. 102,0 gram
Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2012
3. Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai persamaan reaksi:
2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)
Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar Mg = 24, O = 16)
A. Dalton
B. Lavoisier
C. Boyle
D. Proust
E. Gay Lussac
2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)
Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar Mg = 24, O = 16)
A. Dalton
B. Lavoisier
C. Boyle
D. Proust
E. Gay Lussac
Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2015
4. Besi dapat bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II) oksida dengan perbandingan massa sebagai berikut:
Massa Fe (gr) | Massa O (gr) | Massa FeO (gr) |
7 14 16 10 | 10 4 4 2 | 9 18 18 9 |
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa Fe dengan O dalam senyawa tersebut adalah ....
A. 2 : 1
B. 7 : 2
C. 7 : 3
D. 7 : 4
E. 7 : 8
Soal tentang Hukum Dasar Kimia 2016
5. Sebanyak 32 gram serbuk sulfur direaksikan dengan 32 gram gas oksigen dalam ruang tertutup menghasilkan gas sulfur dioksida menurut reaksi:
2S(s) + 2O2(g) → 2SO2(g)
Massa gas sulfur dioksida yang dihasilkan pada reaksi tersebut adalah ... (Ar S = 32; O = 16).
A. 30 gram
B. 32 gram
C. 34 gram
D. 40 gram
Jawaban dan Pembahasan Contoh soal UAN klik disini
Materi Terkait
Klik Materi judul berikut:
Johari, J.,M.,C. dan M. Rachmawati. 2009. KIMIA
SMA dan MA untuk Kelas XI IPA. Jakarta: Esis
Pruba, Michael dan Sunardi. 2012. KIMIA UNTUK
SMA/MA KELAS XI. Jakarta:erlangga
Jazuli, Akhmad.2016. Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia. https://kakajaz.blogspot.co.id/2016/02/pembahasan-kimia-un-hukum-dasar-kimia.html. Diakses pada tanggal 15 juni 2017
Jazuli, Akhmad.2016. Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia. https://kakajaz.blogspot.co.id/2016/02/pembahasan-kimia-un-hukum-dasar-kimia.html. Diakses pada tanggal 15 juni 2017
t
No comments:
Post a Comment
Comment Below